CANANGKAN PENANAMAN MANGGA PISANG DI PERMUKIMAN
Warga Perumahan Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumber Taman, Kecamatan Wonoasih menjadi pilot project penanaman bibit pohon mangga pisang di kawasan permukiman di Kota Probolinggo. Sebanyak 100 bibit bantuan dari Kementerian Pertanian itu ditanam perdana oleh Wali Kota Hadi Zainal Abidin, Rabu (2/9) siang.
Warga Perumahan Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumber Taman, Kecamatan
Wonoasih menjadi pilot project penanaman bibit pohon mangga pisang di
kawasan permukiman di Kota Probolinggo. Sebanyak 100 bibit bantuan dari
Kementerian Pertanian itu ditanam perdana oleh Wali Kota Hadi Zainal
Abidin, Rabu (2/9) siang.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan
(Dipertahankan) Kota Probolinggo, Sudiman, pencanangan penanaman pohon
mangga pisang ini cocok ditanam di wilayah perkotaan. Mangga pisang
merupakan hasil persilangan mangga jenis Arumanis dan Saigon.
“Kami mencari mangga yang cocok ditanam di perkotaan. Dan, jenis
mangga pisang ini sangat cocok karena pohonnya tidak terlalu besar. Bisa
ditanam di dalam pot sehingga cocok di kawasan permukiman perkotaan,”
kata Sudiman.
Mangga pisang atau yang bernama latin Agrigardina 45 memiliki tinggi 1
sampai 1,5 meter, dapat berbuah selama 2 tahun sejak ditanam. Mangga
pisang yang cara makannya seperti pisang ini berbuah secara
berkesinambungan.
Wali Kota Habib Hadi pun mengapresiasi pencanangan bibit Agrigardina
45 yang didaftarkan sebagai mangga varietas baru pada tahun 2014. “Ini
untuk mempertahankan ikon Kota Probolinggo, karena Kota Probolinggo
punya kekhasan mangga dan anggur. Kami terus mendorong masyarakat
mempunyai semangat yang sama mempertahankan ikon, cukup ditanam di pot
di lingkungan rumah,” tegasnya.
Habib Hadi mengatakan, kebutuhan mangga sangat besar namun
ketersediaan mangga di Kota Probolinggo masih kurang. “Tentunya dengan
penanaman di permukiman selain menambah keindahan juga bisa upaya
melestarikan ikon. Jangan sampai mangga dan anggur hanya menjadi cerita,
bagian dari sejarah,” imbuh bapak empat orang anak itu.
Ia mengharap Dipertahankan dapat mempertahankan mangga pisang di
wilayah perkotaan. Untuk buah anggur pemerintah juga akan mengajak
masyarakat berpartisipasi mempertahankan ikon kota. “Melihat kekompakan
warga disini, saya yakin dan percaya gerakan ini bisa dikembangkan dan
ditiru oleh permukiman lainnya,” sambung Habib Hadi.
Sementara itu, Karsinah, peneliti dari Kebun Pembenihan Cukurgondang,
Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan menjelaskan warna kulit mangga
pisang ini merah kekuningan dan cepat berbuah.
“Karena cara makannya dikupas seperti pisang maka dijuluki mangga
pisang. Varietas ini sudah menyebar ke 8 provinsi di Indonesia,
perawatannya pun cukup mudah. Pupuk MPK dilarutkan pakai air lalu
disiramkan,” jelas Karsinah. Dipertahankan setempat berencana menanam
mangga pisang di berbagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Probolinggo.