Kegiatan Semipro Meriahkan Event Karapan Sapi Brujul
Tradisi lokal masyarakat Kota Probolinggo, yakni Karapan Sapi Brujul sukses menarik perhatian komunitas fotografer internasional Photography Society of America (PSA)
Dok. Kerapan sapi Brujul
WONOASIH -
Tradisi lokal masyarakat Kota Probolinggo, yakni Karapan Sapi Brujul sukses
menarik perhatian komunitas fotografer internasional Photography Society of
America (PSA). Mereka sengaja berkunjung ke sana untuk memotret keunikan
perlombaan sapi yang diselenggarakan oleh Pemkot Probolinggo pada Sabtu (27/7)
pagi, di Lapangan Karapan Sapi Brujul, Jrebeng Kidul Kecamatan Wonoasih.
Karapan Sapi
Brujul yang diketahui telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2019 silam itu, juga
diikuti oleh komunitas fotografer lokal yang turut ambil tempat untuk
berpartisipasi.
Sebelum
puncaknya, Pj. Wali Kota Nurkholis melepaskan 1.500 merpati untuk mengawali
seluruh rangkaian kegiatan. Selanjutnya, Pj. Nurkholis
didampingi Asisten Administrasi Pemerintahan, Madihah dan
Kepala Dispopar Rahmadeta Antariksa secara simbolis melepas para
peserta tanda dimulainya perlombaan.
Di sana, puluhan
joki beradu cepat memacu sapinya sejak start pertama. Sapi tersebut kemudian
berlari kencang di sepanjang arena berlumpur sejauh 200 meter. Tak heran jika
pemandangan ini jadi salah satu destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan
mancanegara.
Pada kesempatan
itu, Pj. Wali Kota Nurkholis mengungkapkan alasan Karapan Sapi Brujul sebagai
promosi pariwisata. Bahkan, ia mengaku telah memasukkan event ini ke dalam
kalender tahunan destinasi wisata Kota Probolinggo.
“Saat ini kita
kedatangan sekitar 220 fotografer yang tergabung dalam Photography Society
of America (PSA), baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan begitu, hasil
dari foto yang mereka dapatkan dari destinasi wisata yang kita suguhkan akan
sangat membantu promosi wisata Kota Probolinggo di kancah
dunia," jelasnya.
Pria yang juga
menjabat sebagai Kepala Dinas ESDM Provinsi Jatim itu mengatakan, event ini
sudah masuk ke dalam kalender tahunan destinasi wisata Kota Probolinggo.
“Event-event
seperti ini harus menjadi kalender tetap, agar wisatawan lokal maupun
mancanegara bisa tahu ada destinasi dan event apa saja setiap bulannya. Tentu,
harapannya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Probolinggo,"
imbuhnya.
Salah satu
pengunjung, Hendra yang juga merupakan komunitas Photography Society of
America (PSA) asal Surabaya mengaku cukup antusias mengikuti event karapan
sapi ini. Ia nampak tak mau ketinggalan momen foto selama perhelatan karapan
berlangsung.
“Sangat menarik
sekali, Kota Probolinggo cantik, sejuk dan sangat welcome. Saya lihat
ini budaya agraris kita dengan pertanian dan petani yang kemudian mereka
mengembangkan karapan sapi di areal pertanian berlumpur. Unik, tiap daerah
punya keunikan sendiri," katanya.
Terkait dampak ekonomi,
Kepala Dispopar Rahamadeta mengatakan, keikutsertaan komunitas fotografer dari
23 negara yang tergabung dalam Photography Society of America (PSA) itu
mampu mendongkrak sektor ekonomi yang ada di belaka